Sabtu, 21 Juni 2008

Masa Lalu dan Bayang-Bayang

Masa lalu seperti sebuah bayang-bayang yang selalu menemani kemanapun kita pergi, ataupun melangkah. Bahkan, sekalipun hanya bergerak. Dia bisa membuat kita yakin dalam perjalanan namun bisa pula akan selalu menghantui kita jika kita menganggap bayang-bayang itu makhluk hitam, besar, nan mengerikan. Ia tidak bisa dihilangkan, tidak pula bisa dihapus meskipun hanya sebagian kecil, sepotong, atau secuil.



Masa lalu akan selalu bergeser seiring langkah kita. Ia melekat dan menempel kuat. Ia ada untuk mengiringi kita, mengambil kesimpulan, lalu menyelaraskannya dalam harmoni kehidupan kita sebagai manusia. Masa lalu bukan sebagai kenangan yang menyakitkan hingga kita selalu merasa sesak seperti terkurung oleh kotak Pandora yang membelit jiwa ataupun sebagai sebuah romantisme yang terlalu menyesatkan dan membuai hingga kita tidak lagi mampu melangkah ke depan. Menatap masa depan, hari-hari selanjutnya.



Ia bahkan membantu kita, berusaha mengingatkan kita sebagai hamba Allah yang fana dan penuh dosa agar berusaha selalu mengambil sisi positif dari apapun yang telah terjadi di masa lalu. Sebuah hikmah agar kita mampu terus belajar dari seluruh jejak langkah yang telah terukir dalam kehidupan kita. Apakah itu membekas penuh luka serta terlampau manis. Kita tak hendak terlampau memuja masa lalu sebab kita hidup di masa kini agar selalu berusaha lebih baik lagi menuju masa depan. Dan, masa lalu berfungsi sebagai landasan agar kita senantiasa menjadi hamba-Nya yang bersyukur dengan selalu mengingat-Nya serta memohon agar Dia menjaga kita dari jebakan masa lalu yang terlalu membelit.

Tidak ada komentar: